PART 2 "JEJAK LANGKAH STUDI KOMPARASI BPD DESA PESANGGRAHAN KE DESA ARJASARI-TASIKMALAYA"
SAMBUTAN LUAR BIASA DARI BPD ARJASARI
Sesampai di Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya, kesan sederhana bersahaja sangat terasa. Tetapi Sebagai mana khasnya pemerintahan desa, tamu adalah raja. Rombongan BPD Pesanggrahan setelah tiba di lokasi, betul-betul merasakan istimewa itu. Kami di sambut oleh banyak pihak, ada Muspika, Ketua MUI Desa, Ketua LKD, dan tentunya Ketua BPD beserta anggotanya. Suasana akrab ala pedesaan sangat terasa, akrab, ramah dan penuh rasa hormat. Sehingga, baru sebentar kami di sana, kami sudah merasa seperti keluarga dan rumah sendiri "at home".
Pun pada saat acara seremonial berjalan sangat santai, Ketua BPDnya membuka sambutanya dengan memulai beberapa kalimat bahasa jawa. begitu juga Dengan pemdesnya tidak mau kalah, berusaha menyapa dengan beberapa kata bahasa jawa. Menjadi sedikit formal ketika bapak camat memberi sambutan. Beliau ingin memastikan bahwa tamu yang datang untuk diperhatikan, gupoh, lungguh dan suggguhnya. Bagaimanapun BPD Pesanggrahan telah datang dari jauh , menempuh perjalanan panjang sampai belasan jam, jangan sampai ada pelayanan yang kurang baik. Sebagai sambutan terakhir, Ketua BPD pesanggrahan menyampaikan rasa hormat yang sangat mendalam dan merasa tersanjung karena telah menerima kami dengan tangan terbuka, sangat welcome, tidak ada kekurangan apapun yang kami rasakan. malahan target studi komparasi yang kami dapat melebih ekspektasi kami. Dan mengakhiri sambutannya dengan mengucapkan rasa terima kasih yang banyak dalam bahasa sunda" Hatur nuhun pisan"
Setelah acara diskusi tentang kinerja BPD selesai kami lakukan, kami diantar dengan penuh semangat untuk melihat pelaksanaan minat tani, diteruskan ke kantor cabang dinas kelautan dan perikanan provisi untuk melihat budidaya ikan air tawar endemi khas Tasikmalaya. Dan yang tidak kalah menariknya adalah kami diajak untuk melihat pengolahan sampah menjadi magot. Disana kami bertemu dengan anak muda yang sangat idealis yang ingin mengolah semua sampah di pasar menjadi berkah. Dia sangat merasa tertantang kalau melihat banyak sampah berserakan di pasar tetapi tidak ada upaya penanganan secara serius. Di rumahnya terdapat beberapa usaha peternakan, mulai dari ayam, lele dan beberapa jenis ikan yang semua pakannya dari magot hasil pengelolaan sampah.
Di akhir pembicaraan dia menyediakan diri untuk datang ke Batu jika ingin mengolah sampah jadi magot.
Sungguh kegiatan penuh makna yang dibungkus dengan suasana silaturrahim yang sangat mengesankan.
Komentar
Posting Komentar